BAB V
MENELADANI KISAH
FATIMATUZ ZAHRA DAN UWAIS ALQARNI
|
A. Fatimatuzzahrah
1.
Riwayat hidup singkat
Fatimatuzzahra adalah
putri Nabi Muhammad Saw dan Khadijah. Ketika sudah dewasa dia menikah dengan Ali
bin Abi Thalib. Dari pernikahan tersebut melahirkan Hasan dan Husein. Fatimah sangat terkenal di
dunia Islam, karena hidupnya paling dekat dan paling lama dengan Rasulullah Saw.
Rasulullah sendiri sangat menyayanginya. Dari dialah keturunan Nabi Saw
berkembang dan tersebar di hampir seluruh negeri Islam.
Fatimah
dilahirkan di Makkah pada tanggal 20 Jumadil Akhir, 18 tahun
sebelum Nabi Saw. hjirah (tahun ke-5 dari kerasulan). Dia adalah putri bungsu
Rasulullah Saw. setelah berturut-turut Zainab, Ruqayyah, dan Ummu Kulsum.
Saudara laki-lakinya yang tertua, Qasim dan Abdullah, meninggal dunia pada usia
muda.
Kehidupan
Fatimah dibagi ke dalam dua periode, masa
kanak-kanak di Makkah dan masa remaja serta masa dewasa di
Madinah. Pada periode masa kanak-kanak di Makkah,
keluarganya hidup dalam keadaan menyedihkan, banyak tekanan dan penyiksaan,
karena pada masa itulah babak baru perjuangan Rasulullah Saw. pada periode
remaja dan dewasa di Madinah, sebagai putri pimpinan kota Madinah,
Fatimah tinggal di pusat kota yang paling berpengaruh. Fatimah telah memperkaya
sejarah wanita selama masa itu.
2.
Teladan yang bisa diambil
Kehidupan rumah
tangga Fatimah sangatlah sederhana. Bahkan sering juga kekurangan, sehingga
beberapa kali harus menggadaikan berang-barang keperluan rumah tangga mereka
untuk membeli makanan. Sampai-sampai kerudung Fatimah pernah digadaikan kepada
Yahudi Madinah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka . Namun demikian,
mereka tetap saja bahagia, lestari sebagai suami istri sampai akhir hayat.
Memang
nabi Muhammad Saw. sangat sayang kepada Fatimah. Sewaktu Nabi Saw sakit keras
menjelang wafatnya, Fatimah tiada henti menangis. Nabi
Saw memanggilnya dan berbisik kepadanya, tangisannya makin bertambah.
Kemudian Nabi Saw berbisik lagi, dan ia pun
tersenyum. Kemudian hal tersebut ditanyakan kepada Fatimah. Dia manjawab bahwa
dia menangis karena ayahnya memberitahukan kepadanya bahwa tak lama lagi
ayahnya akan meninggal, tetapi kemudian ia tersenyum karena, seperti kata
ayahnya, dialah yang pertama yang akan memjumpainya di akhirat nanti .
Fatimah
adalah seorang wanita yang agung, seorang ahli hukum Islam.
Dari Fatimah inilah banyak
diriwayatkan hadis Nabi Saw. Dialah tokoh perempuan dalam
bidang kemasyarakatan.
Orangnya sangat sabar dan bersahaja,
akhlaknya sangat mulia.
Demikian kisah Fatimatuzzahrah, seorang wanita yang selalu mendukung perjuangan ayahnya dan suaminya. Walaupun
anak seorang yang sangat disegani namun,
Fatimah tidak pernah sombong. Ia adalah seorang istri yang sangat sederhana
hidupnya tanpa banyak menuntut pada
suaminya. Fatimah
sangat patut kita jadikan jadikan teladan utama.
B. Uwais al-Qarni
1.
Riwayat
hidup singkat
Uwais
al-Qarni adalah salah seorang penduduk Yaman, aeran Qarn dari kabilah Murad.
Ayahnya sudah tiada dan dia hidup bersama ibunya dan sangat berbakti kepadanya.
Uwais al-Qarni pernah mengidap penyakit kusta, lau berdoa kepada Allah swt lalu
diberi kesembuhan, tetapi masih ada
bekas sebesar dirham di kedua lengannya. Menurut keterangan, Nabi Muhammad saw
mengatakan bahwa Uwais al-Qarni adalah pemimpin para tabi’in.
Suatu
ketika Nabi Muhammad saw berkata
kepada Umar bin Khattab, “Jika kamu bisa meminta
kepadanya untuk memohonkan ampun kepada Allah swt
untukmu, maka lakukanlah!”
Ketika
Umar bin Khattab telah menjadi
Amirul Mukminin, dia bertanya kepada para jamaah haji dari Yaman di Baitullah
pada musim haji, “Apakah di antara warga kalian ada yang bernama Uwais al-Qarni?” Mereka menjawab, “ada”. Umar kemudian
bertanya lagi, “Bagaimana keadaannya ketika kalian
meninggalkannya?” Mereka menjawab tanpa mengetahui derajat Uwais, “Kami
meninggalkannya dalam keadaan miskin harta benda dan
pakaiannya usang.”
Umar bin Khattab berkata kepada mereka, “Celakalah kalian. Sungguh, Rasulullah saw pernah bercerita tentangnya. Kalau dia bisa memohonkan ampun untuk
kalian, lakukanlah!”
Dan setiap tahun
Umar binn
Khattan selalu menanti Uwais. Dan kebetulan suatu ketika dia datang bersama jamaah haji dari Yaman, lalu Umar menemuinya. Dia hendak memastikannya
terlebih dahulu, makanya dia bertanya, “Siapa namamu?” Orang itu menjawab, “namaku Uwais.”
Umar melanjutkan pertanyaannya, “Di Yaman
daerah mana?” Dia menjawab, “Dari Qarn.” Umar bertanya lagi, “dari kabilah mana?” Dia
menjawab, “Dari kabilah Murad.” Umar bin
Khattab bertanya lagi, “Bagaimana ayahmu?” “Ayahku telah
meninggal dunia. Saya hidup bersama ibuku,” jawabnya. Umar
melanjutkan, “Bagaimana keadaanmu bersama ibumu?” Uwais berkata, “Saya berharap
dapat berbakti kepadanya.” Lalu Umar
bertanya lagi, “Apakah engkau pernah sakit sebelumnya?” Uwais menjawab, benar, saya pernah terkena
penyakit kusta, lalu saya berdoa kepada Allah swt
dan saya diberi kesembuhan.” Umar bertanya
lagi, “Apakah masih ada bekas dari penyakit tersebut?” Dia menjawab, “di lenganku masih ada
bekas sebesar dirham.” Dia memperlihatkan lengannya
kepada Umar. Ketika Umar binn Khattab melihat hal
tersebut, maka dia langsung memeluknya seraya berkata, “Engkaulah orang yang
diceritakan oleh Rasulullah saw. Mohonkanlah ampun kepada
Allah swt untukku!”
Uwais
berkata, “Masa saya memohonkan ampun untukmu wahai
Amirul Mukminin?” Umar bin
Khattab menjawab, “ya, benar.” Umar radhiyallahu ‘anhu meminta dengan terus
mendesak kepadanya sehingga Uwais memohonkan ampun untuknya. Selanjutnya
Umar radhiyallahu ‘anhu
bertanya kepadanya mengenai ke mana arah tujuannya setelah musim haji. Dia
menjawab, “Saya akan pergi ke kabilah Murad dari penduduk Yaman ke Irak.” Umar berkata, “Saya akan kirim surat ke walikota Irak mengenai
kamu?” Uwais berkata, “Saya bersumpah kepada Anda wahai Amriul Mukminin
agar engkau tidak melakukannya. Biarkanlah saya berjalan di tengah lalu lalang
banyak orang tanpa dipedulikan orang.”
2.
Teladan
yang bisa diambil
Uwais al-Qarni sosok pribadi yang sangat sederhana. Hidupnya tidak
bergelimang engan harta. Ujian hidup yang dialami diterima dengan ikhlas dengan
tetap tidak meninggalkan usaha dan kerja keras untuk keluar dari ujian itu.
Termasuk ketika diuji penyakit kusta oleh Allah swt.
Uwais al-Qarni juga figur yang sangat hormat dan taat kepada ibunya.
Sebagian hidupnya digunakan untuk merawat dan mendampingi ibu yang sangat
disayangi. Walaupun ia mendapat perhatian sanga penguasa waktu itu yaitu Umar
bin Khattab, tetapi Uwais al-Qarni tidak memanfaatkan fasilitas dan kesempatan
tersebut untuk bersenang-senang. Justru Uwais al-Qarni tidak mau diperlakukan
istimewa, justru sebaliknya dia ingin diperlakukan sama dengan rakyat yang
lain.
C. Kesimpulan
1. Fatimah adalah
seorang wanita yang agung, seorang ahli hukum Islam. Dari
Fatimah inilah banyak
diriwayatkan hadis Nabi Saw. Dialah tokoh perempuan dalam bidang kemasyarakatan. Orangnya sangat sabar dan bersahaja,
akhlaknya sangat mulia. Kisah Fatimatuzzahrah juga memberikan teladan, sebagai seorang
wanita yang selalu mendukung perjuangan ayahnya dan
suaminya. Walaupun anak seorang yang sangat disegani namun, Fatimah tidak pernah sombong. Ia adalah seorang istri
yang sangat sederhana hidupnya tanpa
banyak menuntut pada suaminya. Fatimah sangat patut kita jadikan jadikan teladan utama. uengan
harta. Ujian hidup yang dialami diterima dengan ikhlas dengan tetap tidak
meninggalkan usaha dan kerja keras untuk keluar dari ujian itu. Termasuk ketika
diuji penyakit kusta oleh Allah swt.
0 komentar:
Posting Komentar