BAB VIII
MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
A.
Isyraf
1. Pengertian Israf
Kata israf berasal dari bahasa Arab asrofa-yusrifu-isroofan berarti bersuka ria sampai melewati batas. Isyraf ialah suatu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi
semestinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melampaui batas
(berlebihan) jdiartikan melakukan tindakan di luar wewenang yang telah
ditentukan berdasarkan aturan (nilai) tertentu yang berlaku. Secara istilah, melampaui batas (berlebihan)
dapat dimaknai sebagai tindakan yang dilakukan seseorang di luar kewajaran
ataupun kepatutan karena kebiasaan yang dilakukan untuk memuaskan kesenangan
diri secara berlebihan.
Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus
dan tidak puas atas nikmat yang telah di beri oleh Allah. Israf adalah perbuatan yang tidak di senangi oleh Allah karena perbuatan
ini merupakan bagian dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang telah di berikan
oleh Allah.
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap
(memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raaf [7]: 31)
2. Bahaya Perilaku Israf
Perbuatan
melampaui batas atau berlebihan ini mengakibatkan amal ibadah. Seseorang
terhenti dan tidak sabar karena manusia mempunyai sifat tabiat cepat bosan dan
terbatas kemampuannya. Dengan sendirinya sikap sabar akan mampu melawan perbuatan berlebih-lebihan atau melampaui
batas ini. Menurut pendapat Hasan Basri, sunah telah menjelaskan antara orang
yang melampaui batas dan orang yang berpaling. Maka bersabarlah dalam mengikuti
sunah, karena ahli sunah adalah orang yang paling sedikit di masa lampau dan
mereka paling sedikit di masa yang tersisa, serta tidak mengikuti orang yang
bermewah-mewah dalam hidup.
Sedangkan Imam Asy Syatibi berpendapat bahwa bahaya sikap
melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yarg
dituntut agama dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum. Beliau
mengatakan bahwa kesempitan tidak dihilangkan dari seorang mukallaf karena dua
segi. Pertama, khawatir terputus amalnya di tengah jalan,
membenci ibadah, dan tidak suka melaksanakan beban agama. Kedua, khawatir
menimbuikan pengurangan amal dengan bermalas-malasan. Kadang-kadang menekuni
sebagian amal dapat melalaikan dan menghentikan amal lainnya. Kadang-kadang ia
bermaksud menjalankan keduanya dengan susah payah, tetapi akhirnya ia terhenti
ataupun bahkan meninggalkan amal kebaikan keduanya.
3. Bentuk Perilaku Israf
Diantara contoh sikap israf adalah dalam bentuk pamer
kekayaan dan berjiwa sombong, hal yang demikian ini akan menyebabkan kehancuran
pada diri sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial. Apabila
tidak terdapat kontrol tersebut, maka akan berakibat sikap melampaui.batas.
Sikap orang yang mendambakan kemewahan dunia semata-mata, merupakan sikap yang
tidak disukai Allah dan tidak memperoleh manfaat apapun baik di dunia dan di
akhirat.
Perbuatan
berlebihan atau melampaui batas ini adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap
nikmat yang telah diberikan Allah. Setiap muslim harus menyadari bahwa segala
sesuatu yang dimilikinya adalah milik Allah, Allah akan melapangkan rezeki dan
menyempitkannya, sesuai dengan kehendak dan rida-Nya dan sesuai dengan
kebijaksanaan dan ketetapan yang telah digariskan-Nya. Hendaknya pada diri
setiap muslim harus tertanam sikap rida terhadap apa yang diberikan Allah dan
sadar semua nikmat yang diperolehnya itu hanya berasal dari Allah serta
pengingkaran terhadap nikmat Allah dan Rasul-Nya tidak akan memperoleh
keuntungan sedikit pun.
Perbuatan melampaui batas atau berlebihan ini tidak hanya
terhadap nikmat- nikmat Allah sefriata, aalam hal beribadah pun Allah sangat
membencinya. Perbuatan melampaui batas (berlebihan) dalam agama akan terputus.
Maksudnya melarang seseorang melampaui batas dalam ibadah sunah sehingga
menimbulkan kebosanan yang berakibat meninggalkan ibadah yang yang lebih utama
atau meninggalkan ibadah yang disyariatkan, bukan berarti melarang seseorang mencari
kesempumaan dalam beribadah karena termasuk hal-hal yang terpuji. Seperti,
orang yang mengerjakan salat tahajjud semalam suntuk sehingga di akhir malam ia
mengantuk dan tertidur sampai meninggalkan salat subuh.
Diantara bentuk perbuatan israf adalah
4 Menambah-nambah
di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan, karena makan yang
terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada struktur tubuk manusia.
5 Bermewah-mewah
dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau meminum sesuatu
tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di inginkan
tersedia.
6 Menumpuk-numpuk
harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita maupun oleh
masyarakat.
7 Melakukan
segala sesuatu yang berlebiha, contohnya terlalu banyak tidur bisa menyebabkan
berbagai penyakit terutama malas, dari penyakit malas
inilah timbul berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja,
kalaupun bekerja hasilnya pun tidak akan optimal
8 Melakukan
pekerjaan yang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia
suka dengan hal-hal yang bersifat hura-hura
9 Memperturutkan
hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya dihadapakan pada dua
permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan keinginan.
4. Menghindari Perilaku Israf
Rasulullah SAW melarang umatnya berpuasa terus-menerus,
melarang salat di sebagian malam, kecuali pada sepuluh hari akhir bulan
Ramadhan, melarang membujang bagi yang mampu menikah, atau melarang
meninggalkan makan daging. Jadi, orang yang beribadah dengan tidak mengetahui sebagian
besar dari hal itu, ia dapat dimaafkan dan diberi pahala. Adapun orang yang
beribadah dan paham sunah lalu melampauinya, maka ia akan dikalahkan dan
tertipu oleh nafsunya. Adapun amal yang paling disukai Allah adalah amal yang
dikerjakan terus-menerus (istiqamah) menurut syarak meskipun sedikit.
Islam mengajarkan kebersahajaan. Setiap muslim dilarang
mengikuti nafsu syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan nafsu dengan akal
sehat. Sebagian besar keburukan itu disebabkan seseorang tidak sanggup mengendalikan
nafsunya. Janganlah mendekati hal-hal yang dapat mendorong diri untuk berbuat
yang tidak baik ataupun melampaui batas. Orang yang memiliki kesederhanaan
tidak suka melakukan sesuatu yang melebihi kewajaran, karena akan merendahkan
diri sendiri di hadapan makhluk atau pencipta-Nya.
Diantara
dampak yang ditimbulakan akibat dari perbuatan israf, yaitu :
a. Dibenci
oleh Allah
b. Menjadi
sahabat setan
c. Menjadi
orang yang akan tercela dan menyesal
d. Menjadi
orang yang tersesat
5. Hikmah
a.
Sikap israf adalah salah satu sikap tercela
yang sangat merusak bagi pelaku sendiri maupun orang lain yang terkena dampak
tingkah lakunya. Sifat melampaui batas (berlebihan) ini mengancam masa depan
manusia.
b.
Setiap muslim dilarang
mengikuti nafsu syahwat. Sederhanakanlah dan ditundukkan nafsu dengan akal
sehat, dan setiap pelampauan batas akan selalu dibarengi oleh kekuatan jahat,
yakni setan yang menghiaskan keburukan sehingga dirasa sebagai kebaikan.
c.
Perbuatan berlebihan atau melampaui batas ini
adalah sebagai wujud pengingkaran terhadap nikmat yang telah diberikan Allah.
d.
Sikap melampaui batas
bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yarg dituntut agama
dalam melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum.
B. Tabdzir
1. Pengertian Tabdzir
Kata tabzir /pemborosan dalam bahasa Arab berasal dari kata badzara-yubadzdziru-tabdziiron dipahami oleh ulama dalam arti
pengeluaran yang bukan haq. Kata tabzir berarti menggunakan/ membelanjakan harta kepada hal yang
tidak perlu. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, boros diartikan berlebih-lebihan atau menghambur-hamburkan dalam
pemakaian uang ataupun barang. Secara istilah,
boros sebagai perbuatan yang dilakukan dengan cara menghambur-hamburkan uang
atupun barang karena kesenangan ataupun kebiasaan.
“ dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
“
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan
itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al Isra’ [17]: 26-27)
2. Bahaya Perilaku Tabdzir
Setiap orang selalu berpikir dan berusaha sekuat tenaga
untuk meraih kemewahan kehidupan dunia sebagai suatu yang menyenangkan dan membahagiakan,
tanpa mempe-rhatikan ketentuan agama. Anggapan dan keinginan seperti itu sampai sekarang terus
mewarnai sebagian masyarakat, berkeinginan memiliki harta kekayaan yang
melimpah sekalipun dengan jalan yang tidak wajar, tidak sesuai dengan peraturan
negara dan hukum agama. Akibatnya, timbullah kecurangan dimana-mana yang
merugikan semua pihak.
Allah
melarang kaum muslimin mencari kekayaan dengan cara yang batil, dan melarang
membelanjakan harta yang dikuasai secara boros. Larangan dimaksudkan agar
setiap muslim dapat mengatur nilai pengeluaran sesuai keperluannya, tepat yang
dituju sebagimaha ketentuan agama. Tidak boleh membelanjakan hartanya secara
boros hanya untuk kesenangan semata.
Pamer kekayaan dan berjiwa sombong akan menyebabkan
kehancuran pada diri sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial.
Jika kontrol tersebut tidak ada, maka akan berakibat menimbulkan sikap
pemborosan yang dilarang dalam Islam.
Sikap
orang yang mendambakan kemewahan dunia semata sebagai tabiat buruk yang harus
ditinggalkan karena Allah memberikan pelajaran bahwa Qarun dengan harta
kekayaannya telah dibenamkan ke dalam bumi. Ternyata harta yang tidak diridai
Allah tidak memperoleh manfaat apa-apa.
Sayyidina Abu Bakar r.a. menyerahkan semua hartanya kepada
Nabi saw. dalam rangka berjihad di jalan Allah. Sayyidina 'Utsman r.a.,
membelanjakan separuh hartanya. Nafkah mereka diterima Rasulullah saw. dan
beliau tidak menilai mereka sebagai para pemboros. Sebaliknya, membasuh wajah
lebih dari tiga kali dalam berwudhu', dinilai sebagai pemborosan, walau ketika
itu yang bersangkutan berwudhu' dari sungai yang mengalir. Jika demikian,
pemborosan lebih banyak berkaitan dengan tempat
bukannya dengan kuantitas.
Rasulullah,
ketika melihat seorang laki-laki berwudu lain beliau bersabda, “Janganlah kamu
berlebih-lebihan. Janganlah kamu berlebih-lebihan.”
Berikut
adalah beberapa tindakan yang tergolong sebagai perbuatan tabzir, yaitu :
a.
Membantu orang lain dalam kemaksiatan. Contoh
: memberi sumbangan kepada orang untuk meminum-minuman keras
b.
Mengkonsumsi makanan yang tidak ada
manfaatnya dan membahayakan
c.
Orang yang bersodakoh tetapi tidak
ikhlas
d.
Merayakan Hari Raya lebaran dengan
berlebihan
e.
Merayakan pesta pernikahan dengan berlebihan
tidak sesuai dengan syari'at
3. Menghindari Perilaku Tabdzir
Islam menganjurkan hidup sederhana dan tidak boleh
sombong dengan menzalimi diri sendiri ataupun orang lain, karena perilaku zalim
akan berakibat menyengsarakan diri sendiri ataupun orang lain. Melalui
sunahnya, Rasulullah saw. menjelaskan secara tegas larangan makan, minum,
berpakaian dan bersedekah secara berlebihan. Segala sesuatu yang dllarang Allah
dan Rasul-Nya pastinya terdapat madarat yang sangat merugikan bagi
kehidupan manusia.
Hidup
sederhana bukan berarti harus melarat, tetapi hidup yang sederhana sebatas
mencukupi kebutuhan yang diperlukan tanpa berlebih-lebihan. Karena itu, segala
hal yang berlebihan tidak akan memperoleh kebaikan bagi yang melakukannya.
Sesungguhnya orang yang dapat menerima dengan baik dan
mengamalkan nasihat yang benar hanyalah orang-orang yang sabar dan tekun.
Termasuk di dalamnya orang yang patuh meiaksanakan perintah Allah dan menjauhi
segala larangan-Nya. Mereka menerima dengan baik dan ikhlas apa yang diberikan
Allah kepadanya. Selalu berusaha sesuai ketentuan-Nya serta membelanjakan
hartahya untuk kepentingan diri maupun masyarakat.
Persaudaraan setan dengan pemboros adalah persamaan
sifat-sifatnya, serta keserasian antar keduanya. Mereka berdua sama melakukan
hal-hal yang batil, tidak pada tempatnya. Persaudaraan itu dapat
dipahami sebagai kebersamaan dan ketidakberpisahan setan dengan pemboros. Ini
karena saudara biasanya selalu bersama saudaranya dan enggan berpisah dengannya. Atau dalam arti kebersamaan pemboros dengan setan secara
terus-menerus, dan demikian juga setan dengan pemboros, seperti dua orang
saudara sekandung yang sama asal usulnya, sehingga tidak dapat dipisahkan.
Penyifatan setan dengan kafûr/sangat ingkar merupakan peringatan keras kepada para
pemboros yang menjadi teman setan itu, bahwa persaudaraan dan kebersamaan
mereka dengan setan dapat mengantar kepada kekufuran. Betapa tidak, bukankah
teman saling pengaruh mempengaruhi, atau teman sering kali meniru dan
meneladani temannya.
Berikut
beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari perbuatan tabzir, yaitu :
a.
Mendapat murka Allah
b.
Mendapat siksa yang teramat pedih oleh Allah
c.
Mendapat kesengsaraan dunia dan akhirat
d.
Mendapat cacian dari orang lain
4. Hikmah
a.
Setiap muslim dilarang
bersikap boros karena boros merupakan tabiat setan. Sikap boros akan
menimbulkan kerugian dan kesengsaraan hidup di kemudian hari. Seorang muslim
dalam membelanjakan hartanya harus dengan kalkulasi yang matang menyangkut
manfaat dan madaratnya.
b.
Larangan keras
membelanjakan harta dengan cara sesuka hatinya yang akan berakibat pada
kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat. Allah memerintahkan setiap muslim
agar dapat mengatur keseimbangan pengeluaran dan pemasukan sesuai dengan keperluan
secara wajar sehingga akan dapat menjamin kehidupan yang teratur dan sejahtera.
C.
Bakhil
1.
Pengertian
Bakhil/Kikir
Bakhil/kikir
ialah menahan harta yang seharusnya dia keluarkan. Al-Jurjani dalam kitab At-Ta’rifat
mendefinisikan bakhil dengan menahan hartanya sendiri, yakni menahan memberikan
sesuatu pada diri dan orang lain yang sebenarnya tidak berhak untuk ditahan
atau dicegah, misalnya uang, makanan, minuman, dan lain-lain. Ketika orang
memiliki uang, makanan, dan minuman yang mestinya bisa diberikan kepada yang
membutuhkan, kemudian enggan untuk memberikannya, maka ia adalah bakhil. Dalam Tafsir
Al-Maraghi Jilid IV, Musthafa al Maraghi
menjelaskan, bakhil adalah tidak mau menunaikan zakat dan enggan
mengeluarkan harta di jalan Allah. Sebagai
contoh, dia mempunyai kemampuan untuk membayar zakat tapi dia tahan (tidak
menunaikannya), atau dia seorang yang memiliki banyak harta tapi manakala
datang fakir miskin untuk meminta haknya justru tidak dia beri.
Bakhil adalah
sifat yang tercela karena sifat ini terlahir dari godaan syaithan. Bakhil
dijadikan oleh syaithan sebagai jalan untuk menuju jalan ke neraka. Dalil yang
melarang dari perbuatan bakhil di antaranya adalah QS Al Isra: 29-30 dan hadis
Nabi SAW,
29. dan janganlah kamu jadikan tanganmu
terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu
kamu menjadi tercela dan menyesal. 30. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki
kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha
mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ, قِيلَ: يَا
رَسُولَ اللَّهِ، مَا هِيَ ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالشُّحُّ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي
حَرَّمَ اللَّهُ إِلا بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ،
وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاتِ
الْمُؤْمِنَاتِ.
Dari sahabat
Abu Hurairah ra beliau berkata, Rasullullah SAW telah bersabda, ‘Jauhillah
tujuh kehancuran yang dapat menimpa kalian.’ Lalu (shahabat) bertanya, ‘Apakah
itu wahai Rasulullah?’ Lalu beliau menjawab, ‘Menyekutukan Allah, kikir,
membunuh jiwa yang diharamkan Allah, memakan riba, memakan harta anak yatim,
lari dari peperangan, menuduh zina wanita mukminat yang suci. (HR.
an-Nasa`i)
Banyak
contoh tentang kehancuran orang-orang yang bakhil. Salah satunya adalah Qarun
sebagai raja kebakhilan yang pernah muncul di muka bumi ini. Di mana Allah
akhirnya menenggelamkannya beserta pengikut dan hartanya. Kisah detailnya bisa
dibaca dalam Al-Qur`an pada surah Al-Qashash. Hal ini perlu kita cermati
sebagai pelajaran bahwa bakhil dapat membawa kehancuran di dunia dan di
akhirat. Sifat bakhil muncul diakibatkan kecintaan yang berlebihan terhadap
dunia, tidak adanya keyakinan tentang kemuliaan yang ada di sisi Allah, tamak
dan kagum kepada diri sendiri serta sebab-sebab lainnya.
Apapun
posisi dan kedudukan kita, janganlah berbuat bakhil, bila kita sebagai suami
janganlah bakhil pada istri dan anak-anak tentu dengan tidak mengajari sifat
boros kepada mereka. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
وَعَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ دِيْنَارٍ يُنْفِقُهُ
الرَّجُلُ، دِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِهِ، وَدِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ
الرَّجُلُ عَلَى دَابَّتِهِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَدِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى
أَصْحَابِهِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ.
Dari
sahabat Abu Abdillah atau terkadang dipanggil Abu Abdirrahman Tsauban
berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik dinar yang diinfakkan seseorang
adalah dinar yang dia infakkan kepada keluarganya dan dinar yang diinfakkan
untuk membeli kendaraan perang di jalan Allah, serta dinar yang diinfakkan
untuk saudaranya untuk perang di jalan Allah. (HR. Muslim)
2.
Bahaya
Perilaku Bakhil
a.Mengakibatkan dosa besar
Islam menganggap bakhil sebagai perbuatan dosa besar. Hal ini
telah dijelaskan oleh Al-Qur’an :
Sekali-kali janganlah orang yang bakhil dengan harta yang Allah
berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik
bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang
mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan
kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran
: 180).
b. Mengikuti jejak setan
Perbuatn kikir dapat di sebabkan
beberapa faktor, karena hartanya merasa milik sendiri dan karena takut harta
mereka berkurang, keduanya merupakan tipu daya setan. Sebagai mana tercantum
dalam Q.S Al-Baqoroh: 268,
syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan
dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu
ampunan daripada-Nya dan karunia. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengatahui.
c.
Penghalang
masuk surga
Allah memberikan pada orang kikir supaya merubah cara mereka
berpikir dan alloh swt, telah memberi mereka banyak karunia baik berupa harta,
ilmu, kemegahan, maupun macam – macam kedunian lainnya, akan tetapi setelah
karunia itu diterimanya justru dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dia enggan
memeberikan sedekahnya untuk orang lain. Dalam sebuah hadits rosul menegaskan
bahwa orang yang kikir tidak akan masuk surga.
لا يدخل الجنّة حبّ
ولابحيل وسيءالملكة
Tidak akan masuk surga
orang-orang yan menipu, bakhil (kikir) dan orang-orang yang buruk mengurus
miliknya (H.R Tirmidzi)
d.
Rizki
menjadi sempit
Pelaku kikir/bakhil beranggapan bahwa kekikiran menguntungkan harta benda
orang kikir beranggapan bahwa menyimpan harta untuk dirinya sendiri itu baik,
Akan tetapi secara tidak sadar mereka telah di perbudakkan oleh harta itu
sendiri
عَنْ اَسْمَاءَ رض قَالَتْ:
قَالَ لِى النَّبِيُّ ص: لاَ تُوْكِى فَيُوْكى عَلَيْكِ. البخارى
Dari Asma’
ra, ia berkata : Nabi SAW berpesan kepadaku,Janganlah kamu bakhil,
yang menyebabkan kamu disempitkan rezqimu. (HR. Bukhari)
e.
Sumber malapetaka
kemanusiaan
Penyakit bakhil akan
menyebabkan malapetaka yang besar terhadap suatu masyarakat. Penyakit ini bisa menanamkan rasa dengki dan iri hati dalam jiwa orang-orang
fakir miskin terhadap orang-orang kaya yang bakhil. Sebagai akibatnya, orang-orang
miskin tersebut akan mencari-cari kesempatan yang tepat untuk
melampiaskan rasa kedengkiannya terhadap orang-orang kaya yang bakhil, dan
berusaha mencari jalan untuk menghancurkan harta kekayaan mereka.
Sebagiman tercantum dalam Q.S Al Lail Ayat 8-11,
8. dan Adapun
orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup 9. serta mendustakan pahala
terbaik, 10. Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. 11.
dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.
3.
Menghindari
Perilaku Bakhil
a.
Keyakinan bahwa
segala sesuatu itu milik Allah
Ketika seeorang telah merasa bahwa segala sesuatu milik alloh
maka ia tidak merasa memiliki terhadap benda andi kata ia diberi keleluasaan
rizki oleh Allah maka hatinya akan terdorong untuk bersedakah. Sebagaimana
firman Allah Q.S Ali Imron : 109
¬!ur
$tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# 4 n<Î)ur «!$# ßìy_öè? âqãBW{$# ÇÊÉÒÈ
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit
dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.
b.
Banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan
Konsekwensinya jika seorang menyukuri nikmat Allah . Maka Dia memberi
tambahan yang lebih baik. Namun apabila mengingkarinya maka ingtlah sesungunya
azab-Nya sangat pedih. Karena sesungguhnya
kebersyukuran manusia hakikatnya untuk dirinya sendiri.
Sebagaimana firman Allah Q.S An Naml :
Barangsiapa
yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri
dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَ مَا زَادَ
اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ اِلاَّ عِزًّا، وَ مَا
تَوَاضَعَ اَحَدٌ ِللهِ اِلاَّرَفَعَهُ اللهُ. مسلم
Dari
Abu Hurairah dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,
“Harta itu tidak menjadi berkurang karena
disedeqahkan, dan Allah tidak menambah
bagi orang yang suka
memaafkan melainkan kemulyaan, dan tiada seorang
merendahkan diri karena Allahmelainkan Allah akan meninggikan derajatnya”. (HR. Muslim)
c.
Gemar melakukan kegiatan sosial dengan infak dan sedekah
Kegemaran mengikuti kegiatan yang dinilai agama
sebagai kebaikan akan memberi motifasi tersendiri untuk melaksakan anjuran
agama seperti infak dan sedekah sehingga tumbuh keyakinan bahwa infak dan
sedekah bernilai poditif baik pada sisi jasmani dan rohani sekaligus menampik
anggapan bahwa infak dan sedekah akan menjadikan manusia miskin. Sebagaimana
firman Allah Q.S Al Baqarah: 261,
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.
عَنْ عَدِيّ بْنِ حَاتِمٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَقُوْلُ: اِتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقّ تَمْرَةٍ. البخارى
Dari
‘Adiy bin Hatim RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Jagalah dirimu dari api neraka walau dengan sedeqah
separuh biji kurma”. (HR.Bukhari)
d.
Memohon perlindungan dari Allah dari sifat bakhil/kikir
Ada sebuah do’a sederhana yang jaami’ (singkat
dan syarat makna) yang sudah sepatutnya kita menghafalkannya karena amat
bermanfaat. Do’a ini berisi permintaan agar kita terhindar dari penyakit hati
yaitu pelit lagi tamak yang merupakan penyakit yang amat berbahaya.
اللَّهُمَّ قِنِي شُحَّ نَفْسِي وَاجْعَلْنِي
مِنَ الْمُفْلِحِينَ
Ya Allah, hilangkanlah dariku
sifat pelit (lagi tamak), dan jadikanlah aku orang-orang yang beruntung
4. Hikmah
1. Salah satu
akhlak tercela yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang adalah sifat
bakhil atau kikir. Mengingat besarnya pengaruh yang akan muncul dari sifat ini,
tentunya kita harus menghindarinya.
2. Sifat
bakhil adalah pokok dari semua kehinaan. Menandakan sedikitnya akal dan
jeleknya pembinaan. Mengajak manusia kepada kebiasaan-kebiasan yang tercela.
Tidak bisa bersatu dengan keimanan dalam hati manusia. Karena pada
hakikatnya kebakhilan akan menyebabkan kehancuran dan rusaknya akhlak manusia.
3. Manusia
diharapkan senantiasa berusaha menjauhkan diri kita dari sifat bakhil dan
menghisi diri dengan melatih dan membiasakan aneka kebaikan dengan harapan
sifat bakhik/ kikir dapat lenyap dan berganti dengan sifat kedermawanan yakni
gemar sedekah dan berinfak.
0 komentar:
Posting Komentar